Ulasan kecil dari pertunjukkan Soydivision: „Tumpeng Tindih“

You can read the translated English version here.
Saat itu udara di Berlin begitu hangat menyentuh pori-poriku. Aku berjalan sejajar dengan dinding-dinding bata yang diam. Lalu tiba pada ujungnya, yakni sebuah gerbang. Menyebrangi gerbang, aku seperti diantarkan pada sebuah masa yang aku tidak tahu kapan. Ada sebuah menara yang permukaannya terbuat dari bata, berdiri tegak tepat di antara dua tembok dan pintu yang membentuk sudut. Sisanya tergelar tanah lapang. Bangunan ini tidak nampak seperti studio, walaupun menurut mesin pencari yang aku tidak ingin sebut namanya, bangunan ini bernama Ufer Studio. Di situ lah aku melihat pertunjukkan Soydivision untuk pertama kalinya.